Pada tahun 1990-an dimana pergerakan strategi rakyat Timor-Leste untuk mencapai kemerdekaan dan menjadi negara independent, telah memikirkan secara teratur akan pembentukan struktur pemerintahan serta sistem yang akan dianut. Keadaan ini sangat terasa dalam batin secara utuh akan terelesiasinya tempo kemerdekaan adalah hanya masalah waktu yang tidak lama lagi.
Dan akhirnya semua kenyataan akan mimpi sebagai negara independent terwujud dengan teratur dan sistematis pada tanggal 4 September 1999 (tanggal dimana Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui UNAMET mengumumkan hasil referendum untuk masa depan rakyat TL.
Proses pengisian awal hari-hari kemerdekaan sudah tentu bukanlah suatu proses yang mudah dalam menata kembali aktivitas politik, ekonomi dan social. Negara-negara pendonor dalam mengakses bantuannya baik melalui pemerintah maupun Non government organization (NGO) bergerak menelusuri daerah-daerah yang dianggap berada pada kelas ekonomi sangat miskin, sedang, dan kurang miskin untuk mendapat bantuan selayaknya.
Untuk menanggani permasalahan ekonomi di sisi penggunaan alat tukar pada transaksi jual-beli masyarakat Timor-Leste, maka perjalanan awal tahun 2000-an melalui pemerintahan sementara PBB yakni UNTAET (United Nations Transition Administration in East Timor) bersama para elit politik Timor-Leste menentukan penggunaan dollar Amerika sebagai mata uang legal sementara, yang mana pada akhirnya juga melalui sidang umum dewan perwakilan rakyat Timor-Leste atau disebut Parlemento Nacional Timor-Leste tetap menyetujui peredaran dollar Amerika tersebut di Timor-Leste hingga sampai sekarang.